Dr. Andi. A Mallarangeng, menteri pemuda dan
olahraga pernah berkata:
“Negara mengharap Anda (pemuda) peduli pada masyarakat, lingkungan dan nasib bangsa ke depan. Lalu capaian yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya, sehingga bangsa ini berkembang, memiliki daya kompetisi di jaringan global. Dan memang perlu ada orang-orang intelektual, yang memikirkan bagaimana proses bangsa ini menjadi. Dan Saya ingin Pemuda mewujudkan Mimpi-Mimpi Indonesia ini”
“Negara mengharap Anda (pemuda) peduli pada masyarakat, lingkungan dan nasib bangsa ke depan. Lalu capaian yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya, sehingga bangsa ini berkembang, memiliki daya kompetisi di jaringan global. Dan memang perlu ada orang-orang intelektual, yang memikirkan bagaimana proses bangsa ini menjadi. Dan Saya ingin Pemuda mewujudkan Mimpi-Mimpi Indonesia ini”
Revolusi global
yang saat ini telah merambah seluruh lapisan elemen masyarakat, khususnya kaum
muda telah membuat mereka hanyut dalam sebuah peradaban baru yang jauh dari
nilai-nilai Sumpah Pemuda. Mereka semakin kehilangan rasa nasionalisme terhadap
negara. Kesadaran atas makna dari Sumpah Pemuda, yang seharusnya menjadi tolak
berpikir dalam mengimplementasikan makna Sumpah Pemuda luntur oleh
budaya-budaya barat yang cenderung tidak mendukung budaya lokal.
Tawuran dan
kekerasan janganlah dijadikan sebagai budaya, karena bangsa Indonesia tidak
pernah mengenal budaya seperti itu. Bangsa Indonesia hanya mengenal budaya
gotong royong, kebersamaan, dan saling menghormati antar sesama. Menjelang
peringatan hari Sumpah Pemuda ini, kita berharap ikrar para pemuda Indonesia
pada 84 tahun silam dapat dijadikan pegangan untuk mengantisipasi lunturnya
nilai-nilai persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa.
Siapa lagi
kawan yang akan memikirkan bangsa ini kalau bukan kita sebagai pemuda dan kaum
intelektual.Bayangkan Ibu Pertiwi sedang menangis melihat keadaan bangsa saat
ini, burung garuda sebagai simbol pluralisme tak bermakna lagi, pemuda,
masyarakat (ORMAS) hanya berorientasi pada kepentingan pribadi, perpecahan
antar golongan, masyarakat, bahkan pemuda sebagai tonggak pembanguna semakin
sering terdengar dtelinga kita saat ini. Kemanakah jiwa nasionalisme dan
kecintaan kita terhadap tanah air, makna sumpah pemuda semakin luntur.
Jenjang pendidikan tinggi adalah saatnya berpikir
untuk memikirkan kepentingan bangsa, menyampaikan ide-ide dan gagasan besar
untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan bangsa ini, bukan hanya
berorientasi pada kepentingan pribadi. Kawan-kawan bisa lihat sendiri semua
sektor d indonesia sudah di pengaruhi oleh pihak asing, sudah saatnya para
pemuda/i bangun dari mati suri ini, tinggalkan zona nyaman yang bersifat semu
ini, bangkit dan tunjukkan prestasi, pemikiran, dan gagasan besar pemuda untuk
kemajuan bangsa ini.
Dan tidak lupa juga saya ingatkan kita memang harus menguasai berbagai bahasa karena bahasa merupakan kunci tetapi kita tidak boleh meninggalkan dan merusak bahasa indonesia karena bahasa indonesia merupakan bahasa pemersatu negara kita tercinta.