.

Selasa, 09 Oktober 2012

Sketsa Wajah Suasana Hati Porak Poranda

Diposting oleh Tri Utari di 07.43


            Jemari ku terhenti pada butiran indah yg tengah ku rangkai. dalam sekejap terputus dan berceceran. dalam keheningan malam yg semati tugu ini, ku layangkan pandangan ku pada butir2 kebahagiaan yg tercecer tepat dibelakang ku. ku tutup mata ku rapat2 hingga kedua alis ku bertemu. otak ini mulai merangkak mengais2 adegan beberapa wktu yg lalu. waktu dmn semua untaian bahagia terputus dan tercecer. dalam sujud ku di atas sajadah malam ini, tak ku pinta apa2 dari Tuhan. bukannya sombong atau konyol, hanya kadang saja aq berfikir "apa guna dari semua ini?"susah payah ku buat pondasi yg kokoh dan mulai membingkai hidup krn toh semua ini hrs kmbali luluh lantak.
            Finally, satu kepingan mozaik kehidupan yang baru telah ku temukan. Ternyata… untuk bisa memulai satu kehidupan baru, entah itu mencoba bangkit, menenggelamkan diri, maupun hanya ingin tetap diam… kitalah yang harus merancang hidup ini sendiri. Membuat pondasi yang kokoh dan mulai membingkai hidup. Tak perlu adanya hembusan angin, tak perlu adanya sapa hangat, dan tak perlu adanya uluran tangan. Karena ini dunia ku. Aku yang merancang dan Sang Penciptalah yang akan merealisasikan dalam kanvas kehidupan, mulai memoles dengan tiap kuas yang memiliki “tugas” masing-masing.
            Terbesit di benakku bahwa kadang peran yang dipilih Tuhan untukku sangatlah sulit. Dibutuhkan kesabaran dalam berlatih, keikhlasan tingkat tinggi, fokus, gigih, dan tawakal. Inilah salah satu adegan dimana air mata akan jatuh terurai, mengharu biru, dan mencabik-cabik. Malangnya cerita yang harus ku lakoni setelah aku membaca scenario kehidupan. Entah apa alasan Tuhan memilihku untuk memainkan peran ini. Satu keyakinanku, bahwa dalam menentukan/memilih seorang aktor/aktris untuk bisa bermain total, seorang “sutradara”  pasti memiliki penilaian-penilaian khusus akan hal itu, karena sebelumnya Ia telah mengamati dengan mata-Nya yang tak mungkin salah. Apalagi”sutradara” yang satu ini benar-benar tidak diragukan lagi akan kemampuannya. Karena Dialah yang membuat skenario. Dia tahu apa-apa yang ada di belakang dan apa-apa yang ada di depan semua pemain. Dan aku… aku hanya perlu menjalankan lakonku hingga sampai pada titik perfect, hingga butiran air mata yang terurai mampu membentuk deretan warna nan indah layaknya pelangi. krn akan selalu ada senyum dalam tiap air mata, selalu ada pelangi setelah hujan, selalu ada jawaban dalam tiap masalah, selalu ada kekuatan dalam menghadapi segala sesuatu....

0 komentar:

Posting Komentar

 

Tri Utari Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea