Laporan
Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Gejolak
krisis utang Eropa, pemerintah mengambil sikap hati-hati dalam mengelola
keuangan.
Wakil
Menteri Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan pemerintah dalam hal ini
Kementerian Keuangan harus benar-benar bisa mengelola keuangan.
Apalagi
belajar dari pengalaman krisis di negara-negara lain.
"Dengan
suatu tingkat kehati-hatian dan kesinambungan keberlanjutan yang tinggi. Sebab
kalau tidak ada itu, maka persoalan yang dihadapi adalah cepat atau lambat
pemerintah dan ekonomi suatu negara akan menjadi masalah," jelas mantan
Mahendra, Selasa (29/11/2011).
"Saya
rasa itu suatu pegangan yang jelas sekali dari pengalaman di negara-negara lain
maupun kawasan kita."
Menurutnya,
hal itu juga arahan yang jelas dari Presiden SBY mengenai apa yang harus
dilakukan menuju ke 2014.
"Saya rasa apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini tentu harus konsisten dengan apa yang ditugaskan Presiden," jelasnya.
"Saya rasa apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini tentu harus konsisten dengan apa yang ditugaskan Presiden," jelasnya.
Ditegaskan
Mahendra, masalah ini melihatnya tidak dalam konteks yang berbeda dengan
harapan semua masyarakat.
Bahwa kehati-hatian dan kesinambungan di tengah gelombang yang makin penuh dengan ketidakpastian di global ini harus diupayakan sebagai prioritas.
Bahwa kehati-hatian dan kesinambungan di tengah gelombang yang makin penuh dengan ketidakpastian di global ini harus diupayakan sebagai prioritas.
"Ini
tak bisa ditawar karena hanya dengan itulah kita bisa mengamankan
sasaran-sasaran pembangunan kita. Sebab kalau tidak, kita lihat betul-betul
perekonomian dan kondisi keuangan atau fiskal, moneter berbagai negara yang tadinya
kita anggap kuat ternyata kalau tidak dijaga betul dan solid akan rapuh dalam
hitungan hari."
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/hadapi-krisis-eropa-pemerintah-hati-hati-kelola-keuangan-122321619.html
Komentar
Saya :
Asia sudah melewati
krisis finansial terburuk 11 tahun silam. Krisis tersebut kini berulang di
Amerika Serikat, dengan kondisi yang lebih buruk dan kompleks, serta dampak
yang lebih luas.
Saya sangat setuju sekali dengan sikap
kehati-hatian Permerintah ini karena sikap tersebut sebagai bentuk pertahanan ekonomi
negara. seharusnya Indonesia bisa belajar
dari krisis moneter pada 1998 yang mematikan sektor perbankan. Maka kini, untuk
menghadapi krisis finansial di AS pemerintah harus melindungi sistem perbankan
dalam negeri.
0 komentar:
Posting Komentar