Wacana
pada Tataran Ilmiah
Merupakan wacana yang memilki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang
menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan, skripsi,
tesis, disertasi yang menyediakan
permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah didapatkan di
lapangan dengan objektif.
Contoh wacana pada tataran ilmiah :
Implementasi Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukur
Kinerja pada PT Bestindo Intiselaras
Saat ini masih banyak perusahaan
yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya
saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks
seperti saat ini, pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur
keuangan sudah tidak lagi memadai karena mempunyai banyak kelemahan, antara
lain:
1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai
satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil
tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Misalnya, untuk menaikkan profit atau ROI, seorang manajer bisa saja mengurangi
komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi karyawan, termasuk
investasi-investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan perusahaan
masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan meningkat, namun dalam jangka
panjang akan menurun. Contoh Skripsi Akuntansi
2.
Diabaikannya aspek pengukuran
non-finansial dan intangible asset pada umumnya, baik dari sumber internal
maupun eksternal akan memberikan suatu pandangan yang keliru bagi manajer
mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa datang.
3.
Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan.
Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan kearah tujuan perusahaan.
4.
Agar sukses setiap perusahaan, harus
menginvestasikan dan mengelola asset intelektual mereka. Hal ini
disebabkan karena asset intelektual memampukan perusahaan untuk:
·
Membangun
hubungan baik dengan konsumen yang akan memelihara kesetiaan dari konsumen yang
ada dan memungkinkan segmen konsumen dan area pasar yang baru dapat dilayani
dengan efektif dan efisien.
·
Memperkenalkan
produk dan jasa inovatif yang diinginkan oleh target segmen konsumen.
·
Memproduksi
produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat biaya yang rendah dan
dengan waktu tunggu yang singkat.
·
Mengerahkan
kemampuan dan motivasi karyawan untuk melakukan peningkatan secara terus
menerus dalam kapabilitas proses, kualitas, dan waktu respon.
Dalam hal ini, kesuksesan perusahaan
tidak dapat dimotivasi atau diukur dalam jangka pendek dengan model akuntansi
keuangan tradisional saja. Balanced scorecard merupakan kerangka kerja
baru untuk mengintegrasikan ukuran yang diperoleh dari strategi. Dengan
tetap mempertahankan ukuran keuangan dari performance sebelumnya, balanced scorecard
memperkenalkan driver tambahan yang meliputi konsumen, proses bisnis internal,
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced scorecard lebih dari
sekedar sistem pengukuran. Perusahaan dapat menggunakan balanced
scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen
mereka. Perusahaan dapat membangun balanced scorecard mula-mula dengan
tujuan yang terbatas, misalnya untuk mendapatkan klarifikasi, konsensus, dan
fokus terhadap strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi tersebut kepada
seluruh anggota perusahaan.
Dengan kata lain, balanced scorecard
mendidik manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang perusahaan dari
kurang lebih empat perspektif: keuangan, pelanggan, pembelajaran dan
pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan pengendalian operasional
jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang.
Kekuatan sebenarnya balanced
scorecard terjadi saat mentransform sistem pengukuran menjadi sistem
manajemen. Dengan kata lain balanced scorecard dapat digunakan untuk:
1. Mengklasifikasi dan mendapatkan
konsensus (persetujuan) mengenai strategi.
2. Mengkomunikasikan strategi pada
anggota perusahaan.
3. Menjelaskan tujuan tiap departemen
dan individu terhadap strategi.
4. Menghubungkan tujuan strategis
dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan.
5. Mengidentifikasi dan menjelaskan
inisiatif strategis.
6. Melakukan peninjauan strategis
secara berkala dan sistematis.
7. Memperoleh umpan balik untuk
mempelajari dan mengembangkan strategi.
Seperti yang telah disebutkan
diatas, balanced scorecard mengklasifikasikan pengukuran kinerja ke dalam 4
perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini menawarkan suatu keseimbangan
antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang
diinginkan, pemicu kinerja, dan tolak ukur kinerja.
Berdasarkan kelebihan yang dimiliki
balanced scorecard, maka penulis tertarik untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang terdapat di dalam
balanced scorecard ke dalam skripsi yang berjudul “Implementasi Balanced
Scorecard sebagai alat pengukur kinerja pada PT Bestindo Intiselaras”.
1.2 Rumusan
Masalah
Saat ini masih banyak perusahaan
yang mengukur kinerjanya secara tradisional, yaitu hanya dengan menitikberatkan
pada aspek keuangannya saja. Perusahaan cenderung berorientasi pada
keuntungan jangka pendek dan mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan
dalam jangka panjang.
Oleh karena itu penulis mencoba
menerapkan beberapa pengukuran sederhana dengan menggunakan pendekatan balanced
scorecard untuk menganalisis kinerja perusahaan. Adapun permasalahan yang
dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengukuran kinerja yang
selama ini diterapkan di PT Bestindo Intiselaras?
2. Bagaimana kinerja perusahaan jika
diukur dengan sistem pengukuran Balanced Scorecard?
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk mengetahui kinerja PT Bestindo Intiselaras apabila diukur dengan
perspektif Balanced Scorecard.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, untuk mendapatkan
masukan tentang pengukuran kinerja dengan menggunakan Balance Scorecard serta
memberikan manfaat dalam menetapkan pengukuran kinerja yang lebih komprehensif.
Contoh Skripsi Akuntansi
2. Bagi penulis, untuk menambah
pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan beberapa teori yang diperoleh
dalam perkuliahan.
3. Bagi pihak lain yang berkepentingan,
untuk memberikan informasi yang berkenaan dengan pengukuran kinerja perusahaan
dengan menggunakan Balanced Scorecard.
I.5
Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi menjadi 5 bab dengan sistematika
sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitan, dan manfaat penelitian. Penulis mencoba untuk
memberikan gambaran mengenai kebutuhan pengukuran kinerja perusahaan dengan
menggunakan perspektif-perspektif yang ada dalam Balance Scorecard.
Bab II. Tinjauan Literatur
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai pengertian,
tujuan, manfaat, dan karakteristik sistem pengukuran kinerja, serta mengenai
balanced scorecard dan perspektif-perspektif yang ada didalamnya sebagai suatu
sistem pengukuran kinerja.
Bab III. Gambaran Umum Objek Pembahasan
Pada bab ini penulis menjelaskan gambaran umum,
struktur organisasi, dan ruang lingkup kegiatan PT Bestindo Intiselaras
sebagai obyek penelitian.
Bab IV. Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini, penulis mencoba untuk melakukan
analisis data, baik data finansial maupun data nonfinansial, serta pembahasan
terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan keempat perspektif dalam
Balanced Scorecard, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Bab V. Simpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan atas analisis data yang
dilakukan di PT Bestindo Intiselaras, selain itu penulis juga memberikan saran
mengenai kemungkinan pengukuran kinerja Balanced Scorecard sebagai alternatif
untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih akurat. Contoh Skripsi Akuntansi.
0 komentar:
Posting Komentar